Papua Barat

Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
Provinsi Papua Barat ini meski telah dijadikan provinsi tersendiri, namun tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga telah mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004.
Hari jadi 4 Oktober 1999
Dasar hukum UU RI Tahun 1999 Nomor 45 dan PP Tahun 2007 Nomor 24
Ibu kota Manokwari
Area
- Total luas 99.671,63 km² km2
Populasi
- Total 1.368.092 Jiwa (2015)[1]
- Kepadatan 11.85 jiwa/km2
Pemerintahan
- Gubernur Dominggus Mandacan[2]
- Wagub Mohammad Lakotani
- Ketua DPRD Mahteos Selano
- Sekda Nathaniel Mandacan
- Kabupaten 12
- Kota 1
- Kecamatan 181
- Kelurahan 83

Peta Papua Barat.
Wisata di Papua Barat.
Situs Purbakala Tapurarang

Lukisan Telapak Tangan di Tebing yang Sakral
Berbagai macam peninggalan bersejarah-pun ikut andil dalam memperkaya sejarah kebudayaan di Tanah air, seperti situs purbakala jaman megalitikum yang terdapat di Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Namanya Situs Purbakala Tapurarang yang seolah menguak tabir tentang kejadian masa lalu yang terlukis melalui beberapa cap tapak tangan dan kaki warna merah di dinding goa.
Situs Purbakala Tapurarang, Fakfak ditemukan di tebing yang berada di tepi laut. Situs Tapurarang berupa objek lukisan berupa telapak tangan, mata, telapak kaki, lumba lumba, cicak, tumbuhan, daun, wajah manusia, hingga bumerang. Lukisannya terlihat biasa saja, namun cukup menggambarkan manusia dan kesehariannya. Tekhnik lukisannya pun unik. Objek objek tersebut dibuat seperti disembur. Tintanya berwarna merah dan kuning. Bercak bercak cat terdapat di tepian masing masing objek. Bahan lukisan tersebut dipastikan berasal dari pewarna alami. Meskipun demikian, warnanya tetap terjaga hingga saat ini.
Warna merah pada lukisan tebing ini juga menyerupai warna darah manusia. Oleh karenanya masyarakat setempat juga sering menyebut lukisan tersebut sebagai lukisan cap tangan darah. Bagi masyarakat setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Menurut cerita rakyat masyarakat setempat, lukisan ini adalah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi.
Dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya nenek ini yang meninggal. Konon tak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu sang nenek untuk menyelamatkan diri. Merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor mengutuk seluruh penumpang perahu yang berusaha menyelamatkan diri di atas tebing batu. Karena kutukan tersebut seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa seketika berubah menjadi lukisan tebing.
Hanya saja, kisah tersebut tidak banyak mereka ceritakan kepada pengunjung. Sebab bagi mereka, menceritakan rahasia misteri jaman kuno sama saja membunuh diri mereka. Biarlah hal ini menjadi lestari di kalangan mereka saja, pasti ada alasan baik mengapa hal ini tidak perlu di ekspose sedemikian dalamnya. Keunikan tempat ini, selain adanya lukisan cap tangan berdarah ini, adalah adanya hutan bakau yang subur ditemani dengan air jernih yang mengaliri sekelilingnya bersatu padu dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang rindang.
Disini pun anda dapat menemui ratusan spesies burung seperti burung bangau, kakaktua, nuri, cendrawasih, semua hidup di alam bebas dan tidak takut untuk beterbangan diatas kepala anda. Di lokasi lukisan tebing ini Anda juga bisa menyaksikan kerangka-kerangka tulang manusia. Kerangka ini dipercaya merupakan kerangka leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing, ceruk, tanjung, pohon besar dan gua ditempat yang mereka anggap sakral.
Untuk mencapai wilayah ini, anda harus menempuh jalan darat dan jalan air. Sebab akses menuju tempat ini cukup sulit. Yang pertama adalah anda harus menempuh perjalan darat dari kota fak-fak menuju dermaga Ubadari. Perjalanannya memakan waktu sekitar 2 jam. Sesampainya anda di dermaga Ubadari, anda bisa menumpangi perahu ataupun longboat. Perjalanan air ini akan berlangsung selama dua jam lamanya. Jika air sedang pasang, anda bisa naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dekat. Namun jika air surut, keindahan lukisan tebing ini hanya bisa dinikmati dari atas longboat. Setelah tiba disini anda harus merogoh kocek untuk membayar guidenya, sementara untuk biaya masuk ke tempat wisata ini tidak dipungut biaya sama sekali.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%).
Taman nasional ini terletak di Teluk Cenderawasih, provinsi Papua Barat. Taman Nasional Teluk Cenderawasih meliputi pulau Mioswaar, Nusrowi, Roon, Rumberpon dan Yoop.
Terdapat goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
Destinasi Wisata :
Pulau Rumberpon
Lokasi Pengamatan satwa (burung), penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut.
Pulau Nusrowi
Menyelam dan snorkeling, wisata bahari, pengamatan satwa.

Pulau Mioswaar
Sumber air panas, air terjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.

Pulau Yoop dan perairan Wondesi
Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.

Pulau Roon
Tempat Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, air terjun, wisata budaya, dan gereja tua.

Akses Transportasi.
Dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Jayapura, Honolulu dan Darwin menggunakan pesawat ke Biak, selanjutnya dari Biak menggunakan pesawat ke Manokwari atau Nabire. Dari Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura menggunakan kapal laut ke Manokwari atau Nabire. Dari Manokwari ke lokasi taman nasional (Pulau Rumberpon) menggunakan longboat dengan waktu 5,5 jam. Atau dari Manokwari ke kota kecamatan Ransiki dengan mobil sekitar tiga jam dan dilanjutkan dengan motorboat sekitar 2,5 jam.